Kamis, 28 Juni 2012



ketika daun berwarna orange itu jatuh,
bukan hal yang biasa ketika hari ini menjadi tenangketika angin musim gugur menerpanya,
seakan aku ingin memeluk mereka yang kecil itutak peduli badan ini kotor akibat debu debu dari kumpulan daun itu,
aku tetap ingin memluk mereka tak peduli ratapan sinis pra wisata aku tetap ingin berada di di dekat mereka
merasakan ketenangan di saat gunda di dalam raga
menghilangkan kejenuhan di saat rintihan menerpa
maka izinkan diriku
memeluk mu,
wahai daun daun berguguran agar hati ini tenang
di bawa angin musim gugur nan pelan

beri aku waktu lebih lama, lebih dan lebih.
aku ingin menunggu seseorang, seseorang yang punya janji melihat musim gugur ini bersamaku
untuk melihat keindahan ini semua
hanya berdua, tak lebih
aku ingin merasa ada di dekatnya
agar ketenangan di dalam raga ini semakin terus menjadi

Tuhan, jikalau kau izinkan. 
biarkan waktu ini berhenti
biarkan aku menikmati semua
sisa umuruku tak apa ku kau kurangi.
tapi izinkan aku lebih menikmati musim gugur ini bersamanya

tapi tuhan, kalau penikmat musim gugur ini
tak pantas untuk mendapatkan yang terbaik dari pada itu
maka izinkanlah kami, untuk menikmati keindahan musim gugur di surgamu
diriku tau tuhan, aku tak pantas untuk memaksa kepadamu
maka ku pasrahkan diri ku ini hanya kepadamu

wahai para daun daun yang indah
bantulah diriku ini, doankanlah raga ini
doankalah diriku, dirinnya
dan orang-orang yang kami cintai
untuk melihat keindahan mu
dari ciptaan Sang Maha Pembuat Keindahan
dan melihat Sang Penciptamu itu
Amin...


Nb: puisi ini terutama untuk orang-orang yang aku cintai dan juga sang pengagum musim gugur itu. A

Tidak ada komentar:

Posting Komentar