ciptaan
Allah sungguh amat mempesona. Keindahannya tak bisa kita
pungkiri
lagi. Ketika kita melihat taman-taman yang indah dan
tanah-tanah
yang lapang. Ketika kita melihat kesegaran rumput hijau di
pagi
yang cerah. Tatkala kita melihat berbagai wajah-wajah dengan aneka
ragam
bahasa dan warna kulit….. Belum lagi aneka bunga, tanaman, hewan,
dan
makhluk lainnya yang mempesona mata. Pernahkah terpikir oleh kita
―saat
terbangun di pagi hari dan menyaksikan ribuan nikmat itu― apa
Saya yakin banyak diantara kita yang menjadi lebih suntuk ketika hari
berganti menjadi petang. Matahari kian tenggelam
di ufuk Barat. Suasana
menjadi gelap, taman-taman yang tadinya indah
kini tak tampak lagi.
Warna alam yang menggairahkan seakan menjadi
pudar. Sekali lagi coba
Anda renungkan nikmat penglihatan yang Tuhan
berikan kepada anda.
Setiap panca indera yang dianugerahkan kepada
kita menempati porsi
kebahagiaan yang tertentu pula. Mata, hidung,
telinga, lidah dan kulit
semuanya memiliki prosentase kenikmatan yang
berbeda. Saya juga yakin
Anda sependapat bahwa diantara kelima panca
indera itu, mata merupakan
salah satu yang paling besar peranannya.
Tanpa penglihatan, bukan hanya kenikmatan
penglihatan saja yang hilang,
tapi kenikmatan panca indera yang lain juga akan
berkurang. Ketika anda
tidak bisa melihat makanan yang dihidangkan maka
anda tidak akan bisa
merasakan kenikmatan makanan itu dengan benar.
Anda pun tak akan
menikmati sejuk udara pagi dengan santai tanpa
menyaksikannya secara
langsung. Musik pun tak akan terdengar merdu di
telinga Anda. Oleh
sebab itulah kita harus pandai-pandai menyelami
hakikat dari indera
yang amat berharga ini.
Betapa besar mata telah menghibur anda hingga
saat ini! Perhatikan
saat-saat anda berlibur ke pantai menyaksikan
hamparan pasir putih
dengan pantainya yang berkilau diterpa sinar
matahari. Sementara di
ujung yang lain sebuah tanjung terhampar dengan
indahnya. Cobalah
merenungi suasana ketika anda bepergian ke
puncak gunung sembari
menyaksikan keindahan kota dibawah sana. Ketika
kita bersantai dirumah,
berapa banyak jam yang kita habiskan menikmati
acara televisi hari demi
hari? Sungguh hingga saat ini kita telah banyak
melupakan syukur atas
nikmat penglihatan yang Allah berikan.
Dalam surat As-Sajdah ayat 9 Allah berfirman:
”Kemudian Dia
menyempurnakan dan meniupkan ke dalam (tubuh)nya
roh (ciptaan)-Nya dan
Dia memberikan kamu pendengaran, penglihatan,
dan hati; (tetapi) kamu
sedikit sekali bersyukur.” Jauh sebelum kita
diciptakan, Allah sudah
mengetahui bahwa kita akan mendustakan
kenikmatan ini dengan tidak
mensyukurinya. Di ayat yang lain disebutkan :
”Dan Allah mengeluarkan
kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak
mengetahui sesuatu pun, dan
Dia memberi kamu pendengaran, penglihatan, dan
hati agar kamu
bersyukur.” (An-Nahl : 78)
Pendengaran dan penglihatan merupakan dua
jendela yang menghubungkan
manusia dengan alam luar. Telinga meningkatkan
intelektualitas,
konsentrasi dan pemahaman seseorang sedangkan
mata menyuguhkan tampilan
alam. Dengan mata ini pula kita bisa belajar dan
menulis serta
melakukan pekerjaan sehari-hari dengan sempurna.
Dengan dua nikmat
agung ini kita dicetak menjadi manusia yang
cerdas, intelek dan tanggap
terhadap lingkungan. Al-Qur’an menyebutkan dua
indera ini lebih banyak
daripada indera dan organ tubuh lainnya.
Secara anatomis mata kita berada pada tempat
yang amat terlindung.
Rongga tersebut menampung 30cc volume.
Tulang-tulang yang melingkar di
sekeliling mata diciptakan dengan sempurna
sehingga mata aman dari
trauma. Disamping atas, dibagian bawah dan
tengah dari tiap mata
terdapat suatu rongga dari tulang yang disebut
sinus. Sinus ini
berfungsi sebagai Shock Absorber (peredam kejut)
sehingga sewaktu-waktu
tulang tersebut mengalami trauma, maka
tekanannya akan diserap oleh
sinus dan mengurangi tekanan yang masuk ke dalam
mata. Sang Pencipta
meletakkan organ istimewa ini pada tempat yang
aman dan melengkapinya
dengan berbagai sarana penjagaan.
Di sisi depan, mata dilindungi oleh kelopak yang memiliki reflek
menutup dengan amat cepat, sehingga sepersekian
detik saja sudah bisa
menutup ketika ada sesuatu yang akan masuk.
Dilengkapi dengan bulu,
menjadikan mata aman terhadap partikel padat
maupun cair. Di sudut
bagian samping atas dari rongga mata terdapat
kelenjar penghasil air
mata yaitu kelenjar lakrimalis. Kelenjar ini
senantiasa memproduksi air
mata (tear film) yang akan membasahi permukaan
mata dan mencuci mata
dari debu-debu dan partikel kotoran yang
senantiasa masuk. Cairan ini
sangat istimewa fungsinya. Selain membunuh
kuman-kuman yang masuk,
cairan ini juga mengatur tekanan dalam bola mata
dan memberikan nutrisi
kepada bagian mata terluar yaitu Kornea.
Berkurangnya cairan mata dalam waktu tertentu
akan menyebabkan suatu
gejala kekeringan mata yang disebut Xeroftalmia.
Penyakit ini akan
menyebabkan kebutaan jika tidak ditangani dengan
segera. Bersyukurlah
anda yang memiliki mata yang sehat dan memiliki
air mata yang sehat
juga setiap saat, karena jika tidak, maka anda
akan menggunakan tetes
air mata buatan sepanjang hidup ! Berfirman
Allah dalam surat Al-An’aam
46 yang artinya : ” Katakanlah: ’Terangkanlah
kepadaku jika Allah
mencabut pendengaran dan penglihatan serta
menutup hatimu, siapakah
uhan selain Allah yang kuasa mengembalikannya
kepadamu?’ Perhatikanlah,
bagaimana Kami berkali-kali memperlihatkan
tanda-tanda kebesaran
(Kami), kemudian mereka tetap berpaling (juga).”
Kornea sehat yang anda miliki juga sangat mahal
harganya. Cangkok
kornea di Amerika bagi orang-orang dengan parut
kornea (makula) memakan
biaya hingga US$ 8700 atau sekitar 80 juta
rupiah untuk satu mata.
Prosedurnya pun harus mengantri lama, karena
donor kornea yang biasanya
didapat dari negara Asia Barat seperti India dan
Srilanka makin jarang
didapat akhir-akhir ini. Operasi cangkok kornea
termasuk operasi besar
dengan komplikasi yang besar dan kemungkinan
keberhasilan yang relatif
kecil. Oleh karena itu panjatan beribu-ribu
syukur layak Anda lantunkan
kepada-Nya yang telah menganugerahi anda dengan
kesempurnaan hingga
saat ini.
Siapakah yang mampu menciptakan penglihatan yang
menakjubkan ini selain
Allah? Penglihatan dan mata adalah karunia besar
dari Sang Pencipta
kepada hamba-Nya, bukti konkrit keajaiban
penciptaan manusia yang
menyaksikan Keagungan-Nya. Apakah sama antara
orang yang buta dengan
orang yang melihat, cahaya dan kegelapan?
Mahasuci Allah yang telah
mencipta segala sesuatu, pada Tangan-Nya lah
kerajaan bumi dan langit,
dan Dia Mahakuasa atas segala sesuatu.
Proses melihat kita dimulai dari jatuhnya cahaya
pada obyek yang kita
lihat. Cahaya sendiri dipancarkan oleh matahari
yang berjarak 93 juta
kilometer dari bumi. Sinar ini akan mencapai
bumi dalam waktu 8 menit.
Pantulan cahaya dari obyek kemudian akan masuk
mata melalui lensa mata.
Lensa ini berfungsi menyatukan sudut-sudut yang
dibentuk sinar-sinar
tersebut. Setelah bersatu, sinar ini akan
melewati pupil dan menembus
bagian dalam bola mata yang transparan dan akan
berakhir di retina.
Retina adalah syaraf mata yang akan meneruskan
rangsangan penglihatan
ke otak.
Ketika kita sedang menyaksikan suatu obyek, maka
obyek itu akan
terlihat sebagai benda tunggal. Padahal, kedua
bola mata sama-sama
menerima rangsang cahaya dalam retina. Hal ini
karena kedua retina akan
berkongruensi atau bekerja sama dalam menyatukan
titik cahaya. Keduanya
akan memperpanjang diri sebagai saraf otak dan
saling menyilang didasar
otak untuk kemudian dilanjutkan ke bagian
samping dan belakang otak
(area 17 Brocca) untuk kemudian
diinterpretasikan mulai bentuk, warna,
jarak dan dimensinya. Sungguh keindahan ciptaan
Allah SWT ini tak
terjangkau oleh pikiran dan ilmu kita yang
terbatas.
Alangkah malangnya bagi kita yang dengan
penglihatan yang sehat lalu
mempergunakannya untuk melihat barang-barang
yang haram dan maksiat.
Alangkah tidak beruntungnya mereka yang
mempergunakan organ yang bersih
untuk melihat sesuatu yang kotor. Dengan berbuat
demikian sama artinya
kita tidak mengindahkan nikmat Allah ini.
Naudzubillahi min dzalik.
Sebaliknya, beruntunglah diantara kita yang mempergunakannya
di jalan
yang benar, memakainya untuk membaca Al-Qur’an,
membaca kitab-kitab
ilmu dan dengan itikad baik meningkatkan ibadah.
Kita harus selalu
ingat bahwa selain menyuguhkan keindahan dan
kenikmatan, mata juga
berpotensi besar untuk membawa kita kepada
penyimpangan akhlak dan dosa.
Janganlah kita menyesalinya kelak ketika sudah
di alam akhirat, ketika
Allah seakan-akan heran melihat hal itu lalu
berfirman, “Alangkah
nyaringnya telinga mereka dan alangkah tajamnya
penglihatan mereka di
kala mereka menghadap Kami. Padahal mereka di
dunia seakan-akan tuli
tidak dapat mendengarkan petunjuk yang di bawa
Nabi dan seakan-akan
buta tidak dapat melihat kebenaran dan mukjizat
yang diberikan kepada
Rasul-rasul. Tidak melihat kekuasaan Allah yang
tampak dengan nyata
pada alam semesta”. Dan dikala itu mata yang
menyuguhkan maksiat dulu
akan menjadi saksi atas semua perbuatan yang
telah kita lakukan, lalu
kita baru terperanjat dan berangan-angan untuk
kembali ke dunia dan
menggunakannya dijalan yang baik.
Allah kemudian mengancam dalam surat
Al-Haqqah 30-33, “Peganglah dia lalu belenggulah
tangannya ke lehernya.
Kemudian masukkanlah dia ke dalam api neraka
yang menyala-nyala.
Kemudian belitlah dia dengan rantai yang
panjangnya tujuh puluh hasta.
Sesungguhnya dia dahulu tidak beriman kepada
Allah Yang Maha Besar”.
Mudah-mudahan kita dijauhkan dari adzab Allah
SWT.
Untuk itu marilah kita pergunakan mata kita di
jalan Allah, di jalan
yang akan menuntun kita kepada sorga-Nya. Insya
Allah dengan
mempergunakannya secara baik, kita tercatat
sebagai hambaNya yang
bersyukur dan bertaubat. Harus selalu kita ingat
bahwa setiap
kenikmatan yang disuguhkan oleh mata saat ini
akan menyisakan setiap
pertanyaan kelak di alam baka…..
Tidak ada komentar:
Posting Komentar